Review & Spesifikasi OPPO A52
Ya, 1 lagi smartphone kelas
menengahnya OPPO yang punya kombinasi harga dan spek yang terbilang menarik.
Nah, kenapa saya bilang menarik karena selisih sekitar Rp 1 jutaan dengan OPPO
A92 smartphone ini punya spesifikasi dan desain yang beda tipis. Jadi, apakah
OPPO A52 ini punya beberapa poin yang kamu mau dari sebuah smartphone kelas
menengah idaman? Atau kamu masih pikir-pikir lagi, untuk berpaling ke
smartphone yang lain? Nah, daripada semakin penasaran, inilah artikel review OPPO A52.
PERFORMA DESAIN OPPO A52
Bicara soal desain, rasanya OPPO A52
ini sudah memenuhi syarat sebagai smartphone kelas menengah kekinian. Ya, sebut
saja bodi belakangnya yang glossy port-nya sudah USB Type-C punya 4 kamera
belakang fingerprint scanner di samping layarnya sudah fullscreen dengan punch
hole display serta bonus speaker stereo yang tak banyak diadopsi oleh
smartphone sekelasnya. By the way, saya suka sekali dengan gradasi pada bodi
belakangnya. Jadi, di sini ada campuran warna hitam, biru dan sedikit warna
putih dan jika terkena pantulan cahaya, motifnya terlihat sangat keren. Jika
dilihat-lihat, malah seperti motif ikan cupang benar tidak sih? Desainnya ini
memang benar-benar kopiannya OPPO A92 ya sampai ukuran layarnya juga sama-sama
di 6.6". Menurut saya sih, ukuran layar segini sudah cukup ideal di tangan
tidak terlalu besar tapi masih cukup lega dipakai untuk mengetik, menonton
film, scroll timeline social media atau untuk sekadar bermain game.
Layar Full HD di sini juga sangat mantap dipakai untuk menonton Netflix atau beberapa layanan film streaming lainnya karena smartphone ini sudah dibekali sertifikasi Widevine L1 artinya kamu bisa menonton film atau serial di Netflix dengan resolusi yang full alias tidak kena compress. Ditambah lagi speaker-nya yang sudah stereo tentu menjadi kenikmatan tersendiri memakai smartphone ini untuk marathon menonton film. Jika melihat jeroan hardware-nya, sebenarnya OPPO A52 ini sudah cukup "ganteng" ya, untuk ukuran smartphone Rp 3 jutaan diberi RAM 6GB yang sudah LPDDR4X penyimpanan internalnya juga sangat lega, 128GB plus masih bisa ditambah lagi dengan memakai microSD pada triple-slot SIM-nya. Memang sih, sekarang sudah banyak sekali smartphone dengan harga Rp 2-3 jutaan yang punya penyimpanan internal sebesar ini, atau 128GB tapi yang sudah memakai format UFS 2.1 tentunya masih bisa dihitung pakai jari sisanya rata-rata masih memakai format teknologi yang lebih lama ya yaitu eMMC yang tentu saja harganya lebih murah jadi, kalau UFS 2.1 di OPPO A52 ini punya kecepatan membaca data itu sekitar 450-500 MB/detik bandingkan dengan eMMC yang rata-rata masih ada pada kisaran 200-300 MB/detik jadi intinya sih, smartphone yang sudah pakai UFS 2.1 itu bisa membuka aplikasi lebih cepat serta mengolah data di dalam aplikasi itu juga lebih kencang. 1 hal yang pasti, memory yang lebih cepat itu tentu saja membantu kinerja chipset-nya supaya lebih optimal lagi.
PERFORMA CHIPSET OPPO A52
By the way, chipset yang dipakai
pada OPPO A52 ini ternyata sama persis dengan OPPO A92 yaitu sama-sama memakai
Qualcomm Snapdragon 665. Bukan chipset yang terkencang di kelasnya hal ini
karena di harga segini juga sudah ada yang memakai Snapdragon seri-700 yang
pastinya jauh lebih kencang. Tapi setidaknya, chipset ini sudah cukup mumpuni untuk
memainkan game-game kekinian yang rata-rata haus performa. Bermain PUBG Mobile
dapat setting grafis Smooth-Medium yang bisa di-set lagi ke High. Sebenarnya
tidak berpengaruh banyak sih karena fps di-set ke High pun fps-nya itu masih
pada kisaran 30fps yaa tidak terlalu overkill tapi sudah cukup nyaman kok untuk
dipakai mabar dengan teman-teman karena untuk gamer itu, nomor 1 jelas skill,
skill dan skill. Berbeda dengan PUBG Mobile yang setting grafisnya kurang
"mengangkat" bermain CoD Mobile sepertinya lebih seru di sini. Bisa
main di grafis dan fps yang sama-sama tinggi jadi, terasa lebih realistis saja
grafisnya. Tapi ingat ya, semakin tinggi settingan-nya ya bisa membuat
smartphone menjadi lebih panas dan tentunya akan lebih membuat boros baterai.
By the way, smartphone ini baru
terasa mulai hangat ketika sudah dipakai untuk bermain game di atas 30 menit.
Adanya perbedaan harga sekitar Rp 1 juta dari OPPO A92 bagian yang harus
dikorbankan dari smartphone ini selain RAM-nya adalah kameranya. Tapi tenang
saja, kameranya masih tetap ada 4 kok hanya saja yang disunat di sini adalah
resolusi kamera utamanya. Jadi, bukan lagi 48MP, tapi hanya maksimal di 12MP
saja sisanya kurang lebih sama ada kamera Ultra-Wide Angle, kamera Mono dan
kamera Depth sensor. Performa kamera 12MP-nya ternyata tidak terlalu buruk sih ukuran
piksel-nya yang tergolong besar, 1.25 mikron cukup membuat smartphone ini PeDe
untuk foto-foto pada berbagai kondisi cahaya. Foto-foto outdoor-nya juga cukup
menjanjikan kemampuan AI dalam memberi warna terbilang natural. Tapi, kalau
kamu lebih suka warna yang gonjreng ya, fitur Dazzle Color sangat boleh untuk
dicoba.
PERFORMA KAMERA OPPO A52
Pada kondisi yang terik pun, kamera
12MP ini masih mampu mengambil foto dengan sangat jelas dan tidak terlalu lebay
cahaya putihnya pada foto. Kamera Ultra-Wide Angle-nya juga asik sih selain
bisa mengambil foto dengan angle yang lebih luas warna fotonya juga masih tidak
berbeda jauh dari kamera utamanya. Memang, biasanya foto Ultra-Wide Angle di
smartphone kelas menengah kebanyakan itu cuma menang lebar saja tapi warnanya
"ampas" karena beda lensa dan bukaannya. Tapi pada OPPO A52 ini,
hasil foto Ultra-Wide Angle-nya tetap Instagramable mungkin karena bukaan
lensanya yang cenderung besar untuk ukuran lensa ultra-wide angle yaitu di
f/2.2, selain itu fitur Dazzle Colornya juga bisa dipakai di mode ini. Nah,
untuk foto-foto pada malam hari yang lebih maksimal kamera smartphone ini sudah
punya Mode Malam yang membuat hasil foto lowlight-nya tidak cuma menang terang tapi
tetap tajam, noise lebih terjaga serta warna obyek di foto juga tetap kuat.
Cara kerja Mode Malam ini juga masih
sama seperti smartphone kebanyakan yang mengecilkan ISO dan membuat bukaan
lensanya lebih lama jadi, posisi tangan kita harus benar-benar stabil saat
jepret dengan memakai Mode Malam ini karena dibutuhkan waktu sekitar 6-7 detik dari
menekan tombol shutter sampai foto benar-benar ditangkap. Kamera depan 16MP di
sini juga sudah lebih dari cukup bagi saya pribadi yang memang sangat jarang
selfie. Fitur "ganteng" ada cukup banyak kalau kamu kurang puas
dengan Mode Auto. Di sini kamu bisa mengecilkan atau mentiruskan pipi melebarkan
mata atau sekadar touch up yang sederhana supaya hasil fotonya lebih bening tanpa
harus melakukan make up secara nyata. Tapi dari sekian fitur tadi, yang saya
suka dari kamera depan OPPO ini jelas dari performa HDR yang memang sangat
mantap. Jadi, untuk foto-foto selfie di kondisi backlight sudah tidak jadi
masalah wajah bisa tetap kelihatan jelas tanpa harus edit sana-sini lagi.
Oh ya, ada 1 lagi yang menarik dari
kameranya terutama untuk kamu yang gemar ngoprek kamera. Jadi, Camera2 API di
smartphone ini sudah aktif dari sananya tidak perlu di-root, tidak perlu
diotak-atik macam-macam sudah aktif dari sananya. Hal ini memungkinkan kamu
untuk memakai fitur-fitur lain yang tidak ada pada kamera bawaannya misalkan
bisa mengambil foto dengan format RAW atau bisa mencoba fitur HDR dari Google
Camera. Jadi, silahkan saja dicoba untuk kamu yang memang gemar mengoprek
kamera, tapi pesan saya cuma 1 sih do with your own risk, lakukan dengan
resikomu sendiri ya. Oke, sekarang saya sedang mencoba kamera video OPPO A52 yang
bisa merekam video dengan resolusi maksimal 4K di 30fps. Ya, dengan chipset
Snapdragon 665, memang memungkinkan smartphone ini untuk mengambil video 4K ya,
di mana resolusinya lebih tajam lebih detail, lebih padat tapi kelemahannya
Mode 4K ini ternyata tidak ada fitur stabilizer jadi, hasil videonya masih
tampak goyang-goyang atau tidak stabil dan ini saya memegangnya cuma dengan
tangan.
Lalu bagaimana dengan autofocus-nya?
Kita coba sekalian ya! Lumayan kencang autofocus-nya. Coba lagi. Set! Nah. Nah,
kalau mau hasil video yang lebih stabil, kamu bisa pakai resolusi Full HD di
30fps yang mana di resolusi ini, bisa mendukung fitur stabilizer atau EIS jadi
ya, hasil videonya terlihat cukup stabil ya meskipun saya memegangnya cuma
dengan tangan saja sambil berjalan. Kemampuan autofocus-nya juga tidak kalah
sigap dari Mode 4K. Cepat juga ya. Oh ya, kamu juga bisa pakai lensa Ultra-Wide
Angle untuk merekam videonya, jadi, hasil videonya akan mempunyai angle atau
frame yang lebih luas. Tapi, kalau kamu pakai lensa Ultra-Wide Angle ini untuk
merekam video ya, resolusinya cuma maksimal di 720p atau HD alias tidak bisa
pakai resolusi yang lebih tinggi seperti Full HD apalagi 4K. Untuk tingkat
kestabilannya, tentu masih kalah dibandingkan dengan resolusi Full HD karena
fitur EIS atau stabilizer-nya itu hanya aktif di Mode atau resolusi Full HD
saja.
Nah, hasil video dari kamera depan
OPPO A52 yang bisa merekam dengan resolusi maksimal Full HD di 30fps. Angle-nya
sudah lumayan lega kiri-kanan cakep, atas-bawah masih oke dan ini sudah cukup
cakep untuk kebutuhan nge-vlog dengan memakai kamera smartphone. Background-nya
juga mantap nih. Tidak terlalu putih, padahal di belakang sana itu sudah
lumayan terik mataharinya. Kapasitas baterai besar menjadi salah satu alasan kenapa
saya betah sekali memakai smartphone ini karena meskipun kapasitasnya 5000 mAh,
tapi tidak membuat bodinya terlalu tebal.
PERFORMA BATERAI OPPO A52
Oh ya, saya biasa menguji performa
baterai-nya itu dengan saya hajar untuk mengerjakan banyak aktivitas mulai dari
yang "receh" seperti bermain sosial media browsing atau chatting kemudian
aktivitas yang mulai menguras baterai seperti menonton film streaming,
film-film streaming online yang mana saya menontonnya sekitar 4-5 episode
secara non-stop sampai yang benar-benar menguras baterai-nya dengan cepat yaitu
bermain game online. Pada waktu yang sama juga ini, saya memakainya untuk mengambil
foto merekam video 4K dan saya upload beberapa konten tadi di Googledrive yang
mana itu juga menghabiskan daya baterai. Dan, ternyata performa baterai 5000
mAh ini lumayan impressive ya! Screen on Time-nya itu tembus di atas 10 jam atau
nyaris 11 jam dan kalau ditotal-total sih, penggunaan baterai-nya ini sekitar
16 jam sejak dicabut dari charger-nya. Untungnya, kapasitas baterai sebesar ini
sudah dibekali charger yang cukup kencang, yaitu 18W. Untuk pengisian baterai
dari 10% sampai terisi setengahnya di 50% itu butuh waktu sekitar 41 menit.
Pengisian selama 2 jam, baterai-nya itu naik pada kisaran 69% dan baterai-nya
itu baru benar-benar penuh di 100% itu butuh waktu sekitar 2 jam 22 menit.
Well, lebih dari 2 jam itu memang tidak bisa dibilang 'cepat' tapi ya, coba
ingat-ingat lagi, ini 'kan kapasitasnya 5000 mAh. Menurut saya, waktu segini
itu masih cukup normal untuk ukuran smartphone dengan baterai 5000 mAh.
KESIMPULAN KALAU INGIN MEMBELI OPPO A52
Oke, jadi kesimpulannya OPPO A52 ini
lebih cocok untuk siapa ya? Kalau bujet kamu sebatas Rp 3 juta, tapi kamu
mencari smartphone yang sudah punya NFC, bodinya kaca chipset-nya lebih
powerful untuk bermain game dan punya kamera yang megapiksel-nya lebih besar..,
...sebaiknya segera kamu hapus OPPO A52 ini dari daftar karena ini bukanlah
smartphone yang kamu cari. Mungkin di luar sana, Redmi Note 8 Pro terlihat
lebih menggiurkan tapi dengan bujet maksimal di Rp 3 juta sebenarnya kamu cuma
mendapat varian yang RAM 4GB dan masih kalah di kapasitas baterai. Ya, dengan
bujet maksimal di Rp 3 juta sepertinya belum ada smartphone resmi lainnya yang
menawarkan konfigurasi RAM 6GB, penyimpanan internal 128GB yang sudah UFS 2.1,
serta baterai yang sama-sama jumbo yaitu 5000 mAh seperti pada OPPO A52 ini setidaknya
untuk saat ini ya meskipun dari segi dapur pacu atau chipset menurut saya,
smartphone ini masih kurang "greget" ya untuk memainkan game di level
yang lebih serius. Oke, demikian artikel review OPPO A52.
Tidak ada komentar untuk "Review & Spesifikasi OPPO A52"
Posting Komentar