Cara Menghitung Hasil Angket Dengan Skala Likert

Dalam melakukan sebuah penelitian dengan data primer yang bersifat deskriptif, tentunya Anda harus bisa menyajikan hasil angket dengan baik. Umumnya, untuk membaca hasil angket digunakan skala Likert. Skala ini adalah skala psikometrik yang mana sering dipakai dalam kuisioner, riset, dan survey. Lalu, bagaimanakah cara menghitung hasil angket dengan skala yang diciptakan Rensis Likert ini? Yuk, kita simak segera ulasannya.

Cara Mudah Menghitung Hasil Angket

Cara Mudah Menghitung Hasil Angket

Dalam metode penelitian, Skala Likert dinilai lebih baik dari Skala Thurstone. Hal ini karena Likert mengukur persepsi, pendapat, atau sikap dari seorang individu dan kelompok dalam sebuah fenomena sosial yang definisi operasionalnya sudah diterapkan oleh peneliti. Oleh sebab itu dalam penyusunannya, item-item yang tidak jelas pun masih bisa diterapkan dan dimasukkan dalam skala.

Hal ini jelas berbeda dari Skala Thurstone yang mana dalam penyusunannya, Anda hanya bisa memasukkan item-item yang sebelumnya sudah disetujui dan jelas-jelas ada hubungan dengan hal yang ingin diteliti. Inilah mengapa Skala Likert disebut memiliki tingkat reliabilitas yang mana lebih tinggi dibanding Skala Thurstone itu sendiri.

Cara menghitung hasil angket dengan Likert cukup mudah, namun sebelumnya Anda harus tahu item apa saja yang biasanya dipakai dalam Skala ini. Adapun beberapa respon yang dipakai adalah SS (Sangat Setuju), S (Setuju), R (Ragu-Ragu), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju). Selain beberapa respon ini, Anda juga harus tahu berapa item yang diteliti, item apa saja yang kemungkinan disukai, item mana saja yang relevan dengan permasalahan penelitian, serta item-item mana saja yang sepertinya tidak akan disukai.

Sesudah responden mengecek tiap item, mereka bisa menjawab dengan memberikan respon terhadap item-item tersebut. Respon kemudian dikumpulkan dan dinilai dengan skor dari yang tertinggi ke yang terendah. Namun jelas, yang penting dalam skala ini adalah konsistensi. Semua item yang sudah diberi skor nantinya akan ditotal dan inilah penjumlahan nilai per individu dari angket yang sudah disebar.

Misalnya saja ada pertanyaan, Apakah Kimia merupakan mata pelajaran yang sulit dipahami? Lalu, para responden dalam beberapa kelas yang berjumlah 100 orang akan diminta menjawab dengan pilihan Skala Likert. Sebenarnya, untuk menentukan jumlah responden sendiri harus menggunakan rumus yang mana dikenal dengan Rumus Slovin. Namun dalam contoh penelitian ini, kita misalkan saja jumlah respondennya adalah 100 orang.

Adapun hasil dari pertanyaan tersebut didapatkan 30 orang menjawab SS, 30 orang menjawab S, 5 orang menjawab R, 20 orang menjawab TS, dan 15 orang menjawab STS. Jika dibuat dalam perhitungan nilai dari 1 – 5 untuk STS - SS, maka hasilnya adalah skor 150 untuk responden SS, skor 120 untuk responden S, skor 15 untuk responden R, skor 60 untuk responden TS, dan skor 15 untuk responden STS.

Total skor yang didapat adalah 360, sedangkan skor maksimum yang didapat dari jumlah responden (100) dikali skor tertinggi Likert (5) adalah 500 dan skor minimumnya yang didapat dari mengalikan jumlah responden dengan skor terendah Likert (1) adalah 100. Maka, hasilnya akan didapat Indeks Skor sebesar 72% yang berasal dari Total Skor / Skor Maksimum x 100%.

Dalam Skala Likert, ada interval prosentase penilaian dimana STS berada pada indeks 0 – 19,99%, TS berada pada indeks 20 – 39,99%, R ada di indeks 40 – 59,99%, S ada di indeks 60 – 79,99%, dan SS berada di indeks 80 – 100%. Jika dilihat dari hasil angket yang mana berada pada skor 72%, maka disimpulkan dari penelitian tersebut responden SETUJU jika kimia adalah pelajaran yang sulit dipahami.

Demikian ulasan mengenai cara menghitung hasil angket dengan Likert. Semoga bermanfaat.